6/18/2010



INI DRAMA ALICE. BAGI YG DAPET PERAN MOHON DIHAFALKAN YA UNTUK PESTA KELAS.


SEGMENT 1
(guru, alice, kelinciputih,)
Narator:((Alice sedang belajar bersama gurunya di bawah sebuah pohon besar. Ia sama sekali tidak memperhatikan pelajaran. Ia malah bermain-main sendiri di atas pohon.))
Guru                      : “...dan pada akhirnya, itulah yang menyebabkan kenapa perang itu terjadi. Alice, apakah kau mendengarku?”
Alice                      : (tertawa) “Iya, iya, aku mendengarmu.”
Guru                      : “Tapi, kelihatannya kau malah sedang asyik merangkai bunga di atas situ.”
Alice                      : “Itu karena pelajarannya sungguh membosankan—bukunya sama sekali tidak bergambar.”
Guru                      : “Kamu itu, kalo mau yg bergambar ya adanya komik!.”
Alice                      : “Bagus itu!Kalau Di duniaku, semua buku bergambar—bahkan gambarnya hidup!”
Guru                      : “Duniamu! Hmph. Omong kosong. Kebannyakan menghayal!”
Alice                      : (bergumam sendiri) “Ah, itu dia! Di duniaku, dunia itu akan penuh dengan omong kosong. Semua hewan bisa berbicara, tinggal di rumah-rumah kecil yang imut, bunga-bunga menyanyi setiap pagi, dan—“
((Alice meneruskan imajinasinya tentang dunianya—sampai akhirnya ia menyadari bahwa ada seekor kelinci yang berlari. Anehnya, kelinci itu memakai rompi dan ia mengecek jam sakunya setiap satu menit—tiap kali mengecek, ia semakin panik dan panik.))
Kelinci                   : “Oh, NO! Aku terlambat!”
Alice                      : (menoleh) “Eh? Ada seekor kelinci? Dan apakah aku tidak salah dengar—baru saja ia bilang dirinya terlambat?”
Kelinci                   : “Tidak!! TIDAK!! AKU TERLAMBAT!!”
Alice                      : “Menarik sekali..” (kemudian, mengejar kelinci itu) “Oh, permisi, Tn. Kelinci? Tn. Kelinci?”
Kelinci                   : “AKU HARUS CEPAT ATAU AKU AKAN MATI TERLAMBAT!!!”
((Alice mengejar terus Kelinci itu, bahkan gurunya sama sekali tidak menyadari kehilangannya. Pada akhirnya, ia tiba di sebuah pohon besar—di sampingnya terdapat sebuah lubang.))
Alice                      : “Tn. Kelinci? Di manakah kau? Aku ingin—“
((Sebelum Alice dapat melanjutkan kata-katanya, ia tersandung dan jatuh ke dalam lubang itu. Saat jatuhpun, banyak perabot melayang-layang di terowongan lubang. Dan hampir saja Alice menabrak piano. Ia mencapai tanah dengan bunyi “gedebuk”))
Alice                      : “Oh, kepalaku...”
((Dan ketika Alice melihat sebuah lampu chandelier bergantung terbalik, ia sadar bahwa ia terjatuh di atas langit-langit. Ia jatuh lagi dengan bunyi “gedebuk”—kali ini di tanah yang sebenarnya.))
Alice                      : “Tn. Kelinci? Di manakah kau?”
((Alice berjalan terus melewati lorong-lorong. Sampai akhirnya, ia menemukan pintu—sekitar 5 atau 6.))
Alice                      : (bergumam sendiri) “Kira-kira, pintu mana yang akan dilewati Tn. Kelinci, ya?”
((Alice mencoba setiap pintu, tapi semuanya tak berhasil—terkunci. Setelah Alice menyadari ada meja—di atasnya terdapat sebuah kunci. Ia mencoba membuka pintu itu satu persatu dengan kuncinya—tak berhasil juga. Sampai ia menemukan sebuah pintu yang amat sangat kecil, di balik tirai merah besar. Saat dicoba, malah berhasil. Kemudian, Alice menyadari ada botol kecil dengan tulisan “DRINK ME”))
Alice                      : (membaunya, lalu menjauhkan hidungnya dengan cepat) “Bau tart ceri. Dan tajam.”
Narator                : ((Ketika ia meminumnya setengah, tubuhnya mengecil dan mengecil. Sampai akhirnya ia bisa seukuran manusia biasa dengan pintu kecil itu. )
Alice                      : ‘’ Kunci, kunci...ah bodoh sekali aku, kuncinya tertinggal!
Narator                                : Lalu, ia menemukan sebuah kotak kecil, berisi kue dengan tulisan “EAT ME”. Dan ia memakannya))
((Tubuhnya membesar, membesar—bahkan kepalanya menatap langit-langit. Lalu, ia meminum dari botol “DRINK ME” itu lagi—kali ini ia tidak lupa membawa kunci di tangannya. Ia kembali mengecil seukuran sebelumnya. Akhirnya, Alice dapat membuka pintu itu.))
Narator                                :((Dan ia terperanjat. Dunia Wonderland berada tepat di depannya.))


Segment 2
(dodo, double tweedle, rose, lily, lavender,absolem, mad hatter, march hare, doormouse, chesire, kelinci putih)
Alice                      : (kaget) “Wow.” (berjalan dengan tidak percaya) “Semakin aneh dan aneh saja.”
Dodo                     : “Mau ke mana, Nona?”
Alice                      : “E-eh... Ummm... Aku ingin mencari seekor kelinci putih.”
Dodo                     : “Biar kuantar kau. Nanti, kita akan melewati lautan. Kau butuh bantuanku untuk menyebrangnya.”
Alice                      : (mengangguk, masih tak percaya bahwa ia baru saja berbicara dengan burung Dodo) “Eh, i-iya...”
((Alice berjalan terus melewati kebun Wonderland yang sangat besar, sampai akhirnya ia sampai di tepi laut.))
Dodo                     : “Tempat yg kau cari ada di seberang. Silahkan berenang sendiri.”
Alice                      : “APA KATAMU? Tapi aku tidak bisa berenang!”
Dodo                     : (tertawa) “Saya sendiri juga tidak bisa, makanya saya tidak bisa membantumu.”
Alice                      : (agak panik) ‘’Gah, loncat sajalah!!’’ (meloncati laut)
Alice                      : (berteriak) “Terima kasih, Tn. Dodo. Maaf telah merepotkanmu.”
Dodo                     : “Tidak apa, Nona. Sampai bertemu lagi.”
((Tiba-tiba, ia mendengar suara kelinci itu lagi. Sumbernya dari dalam hutan))
Kelinci                   : “Oh, TIDAK TIDAK!!! AKU AKAN TERLAMBAT!!!               “ (gema) “...terlambat! ... terlambat!...”
Alice                      : “Tn. Kelinci!! Kau di situ?”
((Alice mencari sumber suara itu di dalam hutan. Ia berjalan pelan, mencari setiap lubang yang ada—memastikan bahwa kelinci itu ternyata ada di situ. Namun, Alice menyadari bahwa ia diikuti oleh seorang—tidak, 2 orang. Ketika ia menoleh, ia kaget.))
Alice                      : ‘’Astaghfirullah.....’’
Tweedledee      : “Halo, Manusia! Apa kabar yo?”
Tweedledum     : “Hey!. What’s Up?”
Tweedledee      : “Hei, curang!”
Tweedledum     : “Tidak, kau yang curang.”
Alice                      : “Permisi.” (Tweedledee dan Tweedledum menoleh) “H-halo juga. Bila aku boleh tahu, siapakah kalian?”
Tweedledum     : “Namaku Tweedledum, dan dia Tweedledee.”
Tweedledee      : “Sebaliknya, namaku Tweedledee, dan dia Tweedledum.”
Alice                      : “Ehm, senang bertemu dengan kalian. Tapi, aku harus pergi. Selamat tinggal.”
Tweedledum     : “Hei, hei, hei, kemana kau!”
Tweedledee      : “Tidak sopan! Semestinya, kau memperkenalkan dirimu kepada kami.”
Alice                      : “Oke, namaku Alice, aku tinggal di London, dan aku sedang mencari seekor kelinci putih, dan—“ (berjalan pergi dengan kesal)
Tweedledee      : “Mau ke mana kau?”
Tweedledum     : “Belum selesai!.”
Tweedledee      : “Bagaimana kalau bermain petak umpet?”
Tweedledum     : “Atau tinju?”
Tweedledee      : “Atau bermain kartu?”
Alice                      : “Ehm, kalian baik sekali, tapi aku sedang terburu-buru di sini. Maaf.”
Tweedledum     : “Sayang sekali.”
Tweedledee      : “Ia tidak tahu tentang cerita itu.”
Tweedledum     : “Ia juga sama penasarannya dengan tiram-tiram itu.”
Tweedledee      : “Oh, kuharap nasibnya tidak seburuk para tiram. Kau tahu apa kata orang.”
Keduanya            : “Curiosity Killed The Cat.”
Alice                      : “Cerita apa?”
Tweedledee      : “Ah, itu tidak penting.”
Tweedledum     : “Lagipula ini lumayan panjang dan kau tampaknya terburu-buru sekali.”
Alice                      : “Yasudah! Tidak penting saja kok Curhat!!
Tweedledum     : “Mau mendengar cerita lain?”
Tweedledee      : “Kali ini tentang seorang pria tua.”
Tweedledum     : “Dan anaknya yang bernama William.”
((Ketika Tweedledee dan Tweedledum bercerita lagi, Alice kali ini tidak mendengarkan. Ia berjalan pergi keluar dari hutan.))
Alice                      : (bergumam sendiri) “Oke, sekarang ke mana lagi?”
((Alice berjalan melewati kebun besar yang indah. Namun, ada pemandangan yang janggal. Ia melihat kupu-kupu yang sayapnya berbentuk roti.))
Alice                      : “Kupu-kupu dengan sayap roti?”
Rose                      : “Ya, betul sekali, Nak. Kau tidak salah lihat.”
Alice                      : (menoleh) “E-eh? Siapa... barusan?”
Rose                      : “Di sebelah sini.”
((Alice menoleh ke arah sumber suara. Ternyata, sebuah bunga mawar merah besar.))
Alice                      : “Mustahil. Bunga tak bisa bicara.”
Rose                      : “Tentu saja bisa.”
Lily                          : “Tak ada yang mustahil, Sayang.”
Lavender             : “Apakah kau bisa menyanyi, Nak?”
Alice                      : “Ehm, bisa.”
Rose                      : “Kami juga bisa menyanyi. Kalau kau sudah paham lagunya, ikutlah bernyanyi.”
Narator                                : ((Semua bunga itu bernyanyi (Dan aku tak yakin tentang lagu yang mereka nyanyikan) Setelah beberapa bait, Alice ikut menyanyi. Lalu, lagunya selesai.))
Alice                      : (bertepuk tangan) “Hebat sekali. Suara kalian bagus sekali.”
Rose                      : “Ah, terima kasih. Suaramu juga bagus, Sayang.”
Lavender             : “Kau berasal dari taman apa?”
Lily                          : “Spesies mana?”
Alice                      : “Ehm, aku tidak berasal dari tanaman. Dan... spesiesku adalah Genus Humanus Alice.”
Rose                      : “Eh? Jangan-jangan—“
Lavender             : “Jika dilihat-lihat, kalau kau bukan bunga—“
Lily                          : “Kau pasti rumput!”
Alice                      : (tersentak) “Apa?! Aku bukan rumput!”
Rose                      : “Bohong. Kau bahkan tak mau mengaku.”
Lavender             : “Kami tidak menginginkan ada rumput di sini.”
((Semua bunga bergosip tentang Alice dan bahwa dia adalah rumput. Sisanya mengusirnya dengan kasar dari tanah.))
Alice                      : “Tidak sopan sekali! Teganya mereka menyebutku rumput.”
((Kemudian, Alice berjalan terus melewati rumput-rumput besar. Kemudian, ia melihat ada asap di atas rumput-rumput itu. Ia mengikuti arah asap-asap itu. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seekor ulat))
Absolem              : “Siapakah kau?”
Alice                      : “Aku?”
Absolem              : “Ya, kau, gadis bodoh. Aku menanyakan kau.”
Alice                      : (melihat sebuah tatakan kecil di samping ulat dan membacanya namanya perlahan) “Ab... so... lem?”
Absolem              : “Dasar bodoh,Absolem itu aku. Bukan kau. Siapakah kau?”
Alice                      : “Well, namaku adalah Alice.”
Absolem              : “Dan kenapa kau ada di sini?”
Alice                      : “Sebenarnya, aku tersesat dan—“
Absolem              : “Maaf, aku tak dapat membantumu.Aku orang sibuk”
Alice                      : “T-tapi, aku ingin mencari seekor kelinci putih.”
Absolem              : “Ia tidak ada di sini.”
Alice                      : “Baiklah kalau begitu. Selamat tinggal.”
Absolem              : “Terserah.”
Narator                                : ‘’ Alice pun melanjutkan perjalanannya mengejar sang kelinci putih’’

((Alice berjalan terus melewati hutan, sampai akhirnya ia mencapai sebuah pohon besar dengan banyak tanda. Tanda-tanda yang menunjuk ke arah tidak jelas. Tiba-tiba, ia mendengar suara tawa.))
Alice                      : “S-siapa di situ?”
Chesire                 : (pertama, kepalanya yg muncul dari bawah meja) “Ahhahaha, aku di sini, jika kau mencariku.”
Alice                      : (menoleh ke arah Chesire) “E-eh? Siapakah kau?”
Chesire                 : (perlahan-lahan menampakkan seluruh tubuhnya) “Aku? Namaku Chesire Cat.”
Alice                      : “Oh, baiklah kalau begitu. Apakah kau tahu arah ke mana kelinci putih lewat?”
Chesire                 : “Eh? Kelinci putih ya? Dia bisa saja ke situ, Mad Hatter. Atau ke March Hare.”
Alice                      : “Baiklah, aku datangi March Hare.”
Chesire                 : “Tapi, March Hare juga sinting.”
Alice                      : “Tapi, aku tidak ingin dikelilingi oleh orang sinting!!”
Chesire                 : “Itu satu-satunya jalan. Kalau aku jadi kau, aku akan mengunjungi Mad Hatter.” (tertawa) “Padahal, kau tahu aku sendiri tidak waras.”
((Perlahan-lahan, tubuh Chesire menghilang seiring tawanya menggema dari hutan. Alice menggeleng-gelengkan kepala sambil berjalan melalui jalan menuju Mad Hatter))
Alice                      : (bergumam) “Sinting. Tidak waras.”
((Dan Alice telah sampai di sebuah meja panjang. Terdapat seekor kelinci, yang bukan berwarna putih tentunya—pastilah ia March Hare. Dan seorang pria bertopi besar—dan pastilah ia Mad Hatter. Ada juga seekor dormouse di dalam ketel.))
March Hare        : “Kita kedatangan tamu!”
Mad Hatter         : “Ada apa?”
Dormouse           : “Ada tamu?”
March Hare        : “Ya, ada tamu!”
Alice                      : “Permisi, aku...”
Mad Hatter         : “Hei, kau datang pada saat yang tepat!”
March Hare        : “Hari ini hari bukan ulang tahunku!”
Dormouse           : “Dan bukan ulang tahunku!”
Mad Hatter         : “Dan bukan ulang tahunku, tentu saja.”
((Ketiganya menyanyi “Selamat Bukan Ulang Tahun” sambil menari. Alice hanya bisa menatap heran dan tepuk tangan dengan tidak yakin))
March Hare        : “Apakah kau mau secangkir teh?”
Alice                      : “Ya, aku mau, tapi—“
Mad Hatter         : “Ganti cangkir! Ganti cangkir! Pindah tempat!”
Alice                      : “Tapi, aku belum mendapat secangkir—“
March Hare        : “Sudahlah, pindah saja!”
((Ketiganya berpindah posisi 2 bangku dari tempat duduk masing-masing))
Mad Hatter         : “Nah, ceritakan mengapa kau bisa sampai sini.”
Alice                      : “Well, aku sedang bermain-main di atas pohon... Tapi sayangnya, pelajaran sangat membosankan—“
March Hare        : “Pelajaran? Pelajaran? Apa itu pelajaran? Makanan baru?”
Alice                      : “T-tidak, pelajaran itu—“
Mad Hatter         : “Oya, apakah kau memiliki hewan peliharaan di rumah?” (sambil menawarkan secangkir teh ke Alice)
Alice                      : “Ya, aku punya. Namanya Nyamnyam, dan dia—“
March Hare        : (kebablasan menuangkan 10 sendok teh gula ke cangkir teh Alice gara-gara mendengar nama Dinah) “Nyamnyam? Nyamnyam? Siapa Nyamnyam?”
Alice                      : “Nyamnyam adalah kucingku.”
Dormouse           : “Kucing?! KUCING!!! ADA KUCING!!”
((Dormouse dengan panik keluar dari ketel teh, sehingga Mad Hatter dan March Hare terpaksa mengejarnya sampai menginjak beberapa perabot teh di atas meja makan. Lalu, mereka menangkapnya kembali ke dalam ketel.))
March Hare        : “CEPAT AMBILKAN SELAI!!! TAMBAHKAN DI HIDUNGNYA!!!”
((Alice dengan cepat mengambil selai dan mengoleskannya ke hidung Dormouse. Akhirnya, Dormouse kembali normal.))
Dormouse           : (bernyanyi) “Twinkle, twinkle little bat. How I wonder where you at. Up above so high you fly. Like a teatray in the sky...”
Mad Hatter         : “Untung saja tikus itu kembali lega. Pesta teh ini hancur kalau tidak dihentikan.”
((Tiba-tiba, Kelinci Putih datang ke pesta teh tersebut dengan sangat buru-buru. Ya, ia melewatinya karena arahnya memang ke situ.))
Kelinci                   : “Oh, tidak, tidak, tidak!! Aku akan terlambat!! AKU HARUS CEPAT!!!”
Mad Hatter         : “Terlambat?” (sambil meraih jam saku Kelinci Putih dengan cepat) “Kamu tidak terlambat kok! Jammu yang terlambat—2 hari malah.”
Kelinci                   : “Tidak, tidak, jamnya baik-baik—“
Mad Hatter         : “Coba kulihat... Hmmm...” (membuka jam saku dan menyekrup isinya) “Aku tahu!! Jammu ini terlambat karena terlalu banyak roda gigi dan baut!!” (sambil menyendoki semua roda gigi dan baut dengan garpu)
Kelinci                   : “Oh, jangan! JANGAN JAM SAKUKU!!” (sambil berusaha meraih roda gigi dan baut yang meloncat keluar dari jam saku)
Mad Hatter         : “Dan aku butuh mentega untuk melapisinya.”
Kelinci                   : “E-eh? Mentega?” (menyadari di depannya ada mentega, tapi dengan cepat diraih Mad Hatter) “T-tapi—“
Mad Hatter         : (sambil mengoleskan mentega) “Ah, dan satu lagi: SELAI!!” (Selainya diambilkan March Hare, kemudian dioleskan lagi oleh Mad Hatter)
Mad Hatter         : “Nah, sudah. Jammu tidak rusak lagi.”
((Tiba-tiba, jamnya bergerak sendiri))
March Hare        : “Jam gila! JAM GILA!! ADA JAM GILA!!!”
Kelinci                   : “Tidak! Jamku!!!”
((Semuanya panik menghadapi jam gila itu. March Hare dengan cepat mengambil pentungan.))
March Hare        : “Ada satu cara untuk menghentikan jam gila ini.” (memukul jam saku yang meloncat itu berkali-kali sampai hancur) “Nah, jammu tidak gila lagi.”
Kelinci                   : “Oh, tidak... Jamku... Inilah hadiah untuk hari bukan ulang tahunku..”
Mad Hatter         : “Hari ini hari bukan ulang tahunmu?!”
March Hare        : “Hei, ada perayaan lagi!!!”
((Mad Hatter dan March Hare menyanyikan lagu “Selamat Bukan Ulang Tahun” kepada Kelinci Putih sambil menari-nari. Pada kalimat terakhir lagu, mereka melemparnya jauh-jauh—entah sampai mana kelinci itu nantinya.))
Alice                      : “Tn. Kelinci? Oh, tunggu, Tn. Kelinci!”
((Alice berlari ke arah ke mana kelinci itu berlari.))

Segment 3
(chesire, kartu 1 & 2, ratu hati, penasihat, kelinci putih)

Alice                      : (bergumam) “Ke mana Tn. Kelinci pergi?”
((Alice terus berjalan—sampai akhirnya ia melewati tempat bernama “Tulgey Wood”. Ada banyak makhluk-makhluk aneh di situ, tapi ia menghiraukannya. Seolah menganggap mereka tak ada. Ia terus berjalan, terus berjalan, terus berjalan, tapi ia tidak menemukan jalan. Sampai akhirnya, ia menemukan jalan menyerupai karpet berwarna merah.))
Alice                      : “Akhirnya! Ada jalan!”
((Alice berlari melewati jalan itu, tapi ada seorang tukang sapu yang mendorongnya, sambil bilang ‘’minggir kau! Ini hanya untuk artis2 hollywood!!.))
Alice                      : “Oh, tidak... Aku tersesat...”
((Alice terduduk dalam sebuah bangku, ia termenung di situ.))
Alice                      : (bergumam) “Padahal aku ini cuma mengikuti seekor kelinci... Aku ini anak yang gampang penasaran, selalu berhenti semauku sendiri... Tidak konsisten... Akibat semua itu, aku tidak bisa pulang... Aku ingin pulang...Mammiiiiih.....”
((Alice menangis sambil duduk di situ. Tiba-tiba, Chesire muncul di depannya tiba-tiba.))
Alice                      : “Chesire!” (sambil mengusap air mata) “Oh, Chesire, ternyata kau. Aku kangeen, banget sama kamu!!”
Chesire                 : “Kau pikir siapa lagi?” (menampakkan giginya yang putih dan besar)
Alice                      : “Aku ingin pulang!”
Chesire                 : “Katanya kau mau mengikuti Kelinci Putih?”
Alice                      : “Ah, aku tdk peduli dgn kelinci itu. Yang penting yaitu caraku untuk pulang!!”
Chesire                 : “Cara? Caramu? Di sini semuanya berjalan dengan cara Yang Mulia Ratu.”
Alice                      : “Yang Mulia Ratu?”
Chesire                 : “Kau belum pernah bertemu dengannya? Belum pernah?
Alice                      : “Memang belum. Bagaimana caranya ke sana?”
Chesire                 : “Ada yang lewat sana, dan ada yang lewat sini. Tapi, jalan yang kusukai adalah jalan pintas.”
((Tiba-tiba, ada pintu muncul di sebuah pohon besar. Chesire masuk ke bawah meja. Alice membuka pintu itu. Ada sebuah taman besar, dengan labirin di dalamnya. Alice melewati labirin itu, dan ia menemukan 2 kartu yang sedang mengecat mawar putih dengan cat merah.))
Alice                      : “Ehm, permisi, mengapa kalian semua mengecat mawar itu menjadi merah?”
Kartu 1                  : “Ya, kami tidak sengaja memilih biji yang salah..”
Kartu 2                  : “...jadi, bunganya tumbuhnya mawar putih...”
Kartu 1                  : “...padahal, Yang Mulia menginginkan mawar merah...”
Kartu 2                  : “...jadi, kami mengecatnya dengan warna merah...”
Kartu 1                  : “...atau kami berakhir dipenggal!”
Alice                      : “Oh, mengerikan sekali! Biar kubantu kalian.”
((Alice dan kedua kartu itu kembali mengecat mawar-mawar tersebut. Tiba-tiba, terdengar bunyi terompet yang sangat keras. Si Kelinci Putih yang membunyikan terompet itu!))
Alice                      : “Si Kelinci Putih!!”
Kelinci                   : “Yang Mulia Ratu datang! Berbarislah dan siapkan tempat!”
((Semua kartu berbaris, kecuali kedua kartu dan Alice. Mereka bertiga malah sujud demi menghormati Sang Ratu. Sang Ratu melewati kebun, dan menyadari ada cat merah yang menetes-netes dari mawar itu. Beliau menjadi berang.))
Ratu Hati              : “Siapa yang tega mengecat bunga mawar kerajaan?! SIAPA YANG MENGECAT MAWARKU MERAH??!!”
Kartu 2                  : “Bukan hamba, Yang Mulia! Tapi dia!” (menunjuk kartu 1)
Kartu 1                  : “Bukan, bukan hamba! Hamba bersumpah bukan hamba yang melakukan!”
Ratu Hati              : “DIAM!!! KALIAN SEMUA DIPENGGAL!!!”
((Kartu 1 & 2 diseret untuk dipenggal kepalanya. Yang berarti hanya menyisakan Alice di kebun tersebut.))
Ratu Hati              : “Nah, Gadis Muda, siapakah namamu dan apa yang bisa kubantu?”
Alice                      : “Namaku Alice, Yang Mulia, dan—“
Ratu Hati              : “GUNAKAN SOPAN SANTUN!!! Semestinya kau berkata “Ya, Yang Mulia” sambil merendahkan badanmu—dan mulutmu harus lebar.”
Alice                      : “Ya, Yang Mulia. Nama saya Alice. Senang bertemu dengan Yang Mulia.”
Ratu Hati              : “Senang bertemu denganmu, Alice. Apakah kau bisa bermain kroket?”
Alice                      : “Saya bisa, Yang Mulia.”
Ratu Hati              : “Bagaimana kalau kita berdua bisa bermain di kebun?”
Alice                      : “Dengan senang hati, Yang Mulia.”
((Alice mengikuti Sang Ratu ke kebun. Di sana telah disiapkan tongkat dari burung flamingo dan bolanya dari seekor landak. Ratu mendapatkan giliran pertama. Ia memukul bola dengan tepat dan melewati semua lubang.))
Ratu Hati              : “Nah, sekarang giliranmu.”
Alice                      : “Ya, Yang Mulia.”
((Alice mengambil seekor burung flamingo dan seekor landak bergelung di depannya. Ia berusaha memukul bola landak itu, tapi ia memang tidak bisa main. Semua kartu menertawakan usaha Alice yang sia-sia—Sang Ratu sendiri hanya tertawa meremehkan.))
Ratu Hati              : “Tidak apa, Gadis Muda. Selanjutnya, biar aku yang main. Kau boleh menonton.”
((Pada saat Sang Ratu bermain, tiba-tiba Chesire muncul sambil bersandar di punggungnya.))
Alice                      : “A-a... Yang Mulia—“
Ratu Hati              : “Ada apa? Ada noda di wajahku?”
Alice                      : “Tidak, ada seekor kucing! Di belakang Anda!”
Ratu Hati              : “A-eh? Di mana, kucing??” (Chesire menghilang ke arah mahkota Sang Ratu)
Alice                      : “Itu dia, Yang Mulia! Di mahkota Anda!”
Ratu Hati              : (meraba mahkotanya, tapi Chesire cepat menghilang) “Jangan bermain-main denganku, Gadis Muda—atau kepalamu yang akan kupenggal!”
Alice                      : “B-baik, Yang Mulia.” (tiba-tiba, Chesire muncul di depan Sang Ratu, berusaha menyaduk kakinya) “A-ano, Yang Mulia—“
Ratu Hati              : “Apa lagi? Kucing itu tid—“ (terjatuh karena kakinya disaduk Chesire. Tentu Chesire tertawa samar sambil menghilang. Amarah Sang Ratu sudah memuncak.) “Sudah-cukup-mempermainkanku-Gadis-Muda?? PENGGAL KEPALA—“
Penasihat            : (tiba-tiba saja muncul) “Kenapa Anda tidak mengadilinya saja, Yang Mulia? Mungkin, Gadis Muda ini pantas diberi sedikit kesempatan.”
Ratu Hati              : “Baiklah. BAWA DIA KE PENGADILAN!!!”
Narator                                :((Alice dibawa ke Pengadilan. Ia diadili oleh Sang Ratu akibat “mempermainkannya di depan umum”))

Segment 4
(kelinci putih, ratu hati, mad hatter, penasihat, march hare, dormouse, chesire, pengawal, absolem, guru)

Kelinci Putih       : (membaca tuntutan) “...dan akhirnya, Sang Ratu dipermalukan di depan umum.”
Ratu Hati              : “Semestinya kau meringkas bagian itu.”
Kelinci Putih       : (menelan ludah, berharap kepalanya tidak hilang)
Ratu Hati              : “Dan ia harus dihukum mati. PENGGAL KEPALA—“
Alice                      : “Tapi, Anda seharusnya—maksud saya, Ya, Yang Mulia, tapi Anda seharusnya memvonis dulu sebelum menghukum.”
Ratu Hati              : “Keadaan di sini berjalan dengan caraku, Nak! Dihukum dulu, baru divonis! PENGGAL KEPALA—“
Penasihat            : “Tapi, tidakkah Anda memanggil saksi-saksi?”
Ratu Hati              : “Mmm... Baiklah. PANGGIL SAKSI-SAKSI!!!”
((Saksi pertama, March Hare, datang sambil membawa secangkir teh dan ketel))
Penasihat            : “Bagi saksi yang bersangkutan, di manakah Anda saat kejadian berlangsung?”
March Hare        : “Aku? Hanya minum teh. Oya, hari ini hari bukan ulang tahunku, lho! Barusan saja aku merayakannya.”
Ratu Hati              : “Ini di pengadilan, kau seharusnya memiliki SOPAN SANTUN—“
March Hare        : “Sopan santun? Sopan santun? APA ITU SOPAN SANTUN? MAKANAN BARU?”
Ratu Hati              : (menggeleng-gelengkan kepala) “Ah, baiklah kalau begitu. CATAT KESAKSIANNYA!! AMBIL YANG PENTING-PENTING!!!”
((Pengawal yang berada di bangku-bangku samping meja pengadilan mencatat kata-kata yang berada di benak mereka seperti “Terserah”, “Tidak Penting”, “Kelinci Gila” atau “Pesta Teh”))
Ratu Hati              : “PANGGILKAN SAKSI KEDUA!!!”
((Saksi kedua, Dormouse, datang juga—tapi ia berada di dalam ketel.))
Ratu Hati              : (meneriaki ketel) “APAKAH KESAKSIANMU—“ (March Hare memberi isyarat Sang Ratu untuk merendahkan suaranya. Sang Ratu mengulangi kalimatnya sambil berbisik) “Apakah kesaksianmu atas hal ini?”
Dormouse           : (di bawah, bernyanyi samar-samar) “Twinkle, twinkle bat... How I wonder where you at? Up above so high you fly... Like a teatray in the sky...”
Ratu Hati              : (mengangguk-angguk) “Baiklah, kalau begitu. CATAT KESAKSIANNYA!!!”
((Pengawal mencatat kembali apa yang barusan mereka dengar samar-samar.))
Ratu Hati              : “PANGGILKAN SAKSI KETIGA!!!”
((Saksi ketiga, Mad Hatter, kali ini membawa satu set perabotan teh lengkap dalam sebuah ember (?) dan membawa meja kecil yang digunakannya untuk minum teh.))
Penasihat            : “Apakah kesaksian Anda di tempat kejadian?”
Mad Hatter         : “Kesaksian? Eh, aku hanya minum teh. Dan merayakan hari bukan ulang tahunku.”
Penasihat            : “Tersangka diduga telah mempermalukan Sang Ratu, jadi—“
Mad Hatter         : “Sang Ratu? Oh, ada tamu tambahan!! Kita mengadakan pesta!!”
March Hare        : “Tamu tambahan??”
((Mad Hatter dan March Hare menyanyikan lagu “Selamat Bukan Ulang Tahun” kepada satu sama lain sambil menari-nari))
Mad Hatter         : “Apakah Anda ingin secangkir teh? Mau ditambahkan gula?”
Penasihat            : “Ini bukan saat yang tepat untuk minum teh.”
Alice                      : (facepalm, menggeleng-geleng)
March Hare        : “Apakah hari ini hari bukan ulang tahun Anda, Yang Mulia?”
Ratu Hati              : “Bukan, tapi—“
March Hare        : “PERAYAAN LAGI!!!”
((Mad Hatter dan March Hare menyanyikan lagu “Selamat Bukan Ulang Tahun” kali ini kepada Sang Ratu. Mereka menari-nari dan memberi hadiah kepada Sang Ratu. Ternyata, sebuah mahkota ungu besar—tapi, itu hanya Chesire Cat yang menyamar menjadi mahkota!))
Alice                      : “ITU DIA!!! ITU KUCINGNYA!!!”
Dormouse           : (panik) KUCING??!! KUCING??!! ADA KUCING!!!”
((Keadaan menjadi lebih kalap. Dormouse tidak sengaja berlari melewati Sang Ratu. March Hare dan Mad Hatter mengejar Dormouse itu, tapi keduanya tidak menghiraukan kehadiran Sang Ratu yang telah mereka tabrak. Keduanya tidak sengaja merobek tirai yang menutupi Sang Ratu, keduanya, dan Dormouse.))
Mad Hatter         : “CEPAT AMBILKAN SELAI!!! BIAR KUOLESKAN!!!”
((Alice mengambil selai dan menyerahkannya ke Mad Hatter.))
Mad Hatter         : ‘’tidak! Selainyaa habis!’’ (melempar selai, mengenai ratu)
March Hare        ; “Ada satu cara untuk menghentikan kegilaan ini!!”
((March Hare, yang mengambil pentungan dan berusaha memukul Dormouse, malah mengenai mahkota dan kepala Sang Ratu. Amarah Sang Ratu sudah SANGAT MEMUNCAK.))
Ratu Hati              : “SIAPA YANG TELAH MENYEBABKAN KEKACAUAN INI??? AKAN KUPENGGAL KEPALANYA!!!”
((Mad Hatter dan March Hare menyerahkan selai dan pentungan itu ke Alice. Alice cepat-cepat membuangnya.))
Ratu Hati              : “AHA!! Kau, Gadis Muda! Kepalamu yang akan dipenggal nanti!”
Alice                      : (tidak sengaja amarahnya memuncak akibat semua kegilaan) “Kalian hanyalah setumpukan kartu!” (ke Ratu) “Dan kau hanyalah tiram besar yang gendut dan jelek, dan suka memerintah dengan caramu sendiri!” (baru menyadari kesalahan) “Ups.”
Ratu Hati              : “Apa katamu tadi, Nona Muda?”
Chesire                 : (muncul tiba-tiba di belakangnya) “Ia berkata bahwa kau hanyalah tiram besar yang gendut dan jelek, dan suka memerintah dengan caramu sendiri!”
Alice                      : “T-tidak! Bukan—“
((Amarah Ratu sudah AMAT SANGAT MEMUNCAK. Dan kesabarannya sudah habis.))
Ratu Hati              : “PENGGAL KEPALANYA!!! JANGAN BIARKAN IA KABUR!!!”
((Alice cepat-cepat kabur dari ruang pengadilan. Ia dikejar oleh para kartu dan Sang Ratu di belakangnya. Mereka berkejar-kejaran di labirin, sampai akhirnya Alice berhasil mendapatkan jalan keluar. Tiba-tiba, Mad Hatter dan March Hare sudah berada di sampingnya.))
Mad Hatter         : “Kau mau secangkir teh?”
Alice                      : “Tidak terima kasih!”
March Hare        : “Tapi, kau bakal terlambat untuk pesta teh!!”
((Alice berlari terus entah ke mana. Ia bertemu dengan burung Dodo—dan Absolem yang sudah menyeberangi lautan.))
Alice                      : “Absolem!! Absolem!! Aku butuh bantuanmu!!”
Absolem              : “Siapakah kau?” (sambil mengeluarkan asap ke mulut Alice)
((Jadi, Alice berusaha berenang sendiri. Ia kembali berlari sampai ke akhir lorong—dan ia bertemu dengan pintu. Pintu itu terkunci. Ia lihat di luar lubang kunci ada dirinya yang sedang tertidur.))
Alice                      : “AH! ADA DIRIKU YG SEDANG TERTIDUR!, AYO CEPAT BANGUN!!! KUMOHON CEPAT BANGUN!!!”
Ratu Hati              : “PENGGAL KEPALANYA!!”
Alice                      : (mengetuk pintu dengan panik) “ALICE!! ALICE!! ALICE!!”
~o0o~o0o~o0o~
Narator                                : Tiba-tiba semuanya menghilang
Guru                      : “Alice! Ayo bangun!”
Alice                      : (bangun) “Oahem... Ada apa?”
Guru                      : “Kau dari tadi tidak menyimak pelajaranku.”
Alice                      : “Tadi, aku baru saja dikejar Ratu Hati—“
Guru                      : “Ratu Hati?”
Alice                      : “Dan, dan Kelinci Putih—“
Guru                      : “Kelinci putih?” (menggeleng-geleng) “Ayo, kita pulang Alice. Kau pasti bermimpi. Kita akan minum teh bersama.”
((Dan akhirnya, Alice dan gurunya kembali ke rumah untuk minum teh.))

THE END











Tokoh:

1.       Alice                      : Ela  ( bando hitam berpita, Kue ‘Eat Me’, Botol Drink me)
2.       Guru                      : Milla (buku)
3.       Kelinci Putih       : Sesa (jam saku, rompi,telinga kalau ada)
4.       Rose n Lily Lavender: Ardea + Amel + Tien (bunga palsu, atau bando yg warnanya sesuai)
5.       Dodo                     : Iqbal Harom (jubah, atau selimut bali)
6.       Chesire                 : Salma (telinga kucing)
7.       Mad Hatter         : Aluh (topi, perabotan teh)
8.       March Hare        : Nisa(perabotan teh (minimal cangkir n ketel))
9.       Doormouse        : Rifqi
10.   Tweedle Double : Bagas + Brian
11.   Absolem              : Agra (tulisan ‘ABSOLEM’)
12.   Ratu Hati              : Gloria (mahkota hati)
13.   2 Kartu                  : Double Hendry (kartu terserah, peniti)
14.   Penasihat            : Niken (kertas n pensil)
15.   2  pngawal ratu : Dechan + Fya
16.   Narator                                : Linda



Label: , , ,



Back to top
6/13/2010


hey guys i finally managed to edit a pic about acceleration's family tree....
here's the pic...
click to zoom!! XD
well, there's some un-normal-ness here, but i hope...u don't be surprise, because...this is our class!!

and the other pic (zoom it!)
 
like i said, zoom it!
there are a lot of explanation!! XD

maybe that's all....see ya!

~ChocoVanilla~

Label: ,



Back to top
6/08/2010


Just as the title says. DUH. It's OPEN AIR, EVERYBODY!!! WAHOOOO~~!!!!!

IT'S-OPEN-AIR!!! Actually, Open Air is a cool name for a school art celebration. I dunno why the name is Open Air--got no reason here. :-??

Anyway, I got another dancing job of "Ngapote"--and guess what??

WE'RE STILL WEARING THE SAME DRESS!!! THE RED KEBAYA... TTATT

Yes, it's a nightmare for us all.... The other nightmare is that we had to wear the outer kebaya--and using our own black tanktop inside--and that made us all look like sluts.

EEEEEEEEWWWW~~~ GROSS, MAN!!!

About the guys... how about them... well, they're normal.

Let me give the spoiler pic:

 
The girls. Actually, NOT SO BAD AT ALL. Yeah, they look pretty.


 
The guys. They danced with all the crew for the very first time. (Okay this is kinda awkward... -__-)


 
Our Cak & Ning (some kinda like guy & girl rolemodel using traditional clothes), Aluh (Lambo) & Dela (Kazumi). Congratulations for the happy couple!! *killed with lightning and blackmailed*

 There's only one thing that wrecks the "Ngapote"--RAINING. OAO
I HATE RAIN!!!! (my mum said it's because the principal sings LOL)

And we're waiting.... and waiting... in the health unit. YES, WE'RE WAITING TOO MUCH OF THESE, AND DAMN WE'RE BORED!!! I was like, "Crap, this rain ain't gonna stop til afternoon" But then again, the rain (gladly) stops when the Kolintang performance ends also. 

Did you realize that the other 5 students isn't doing the dance? (Includes Aluh & Dela)
1. Sesa aka Hiba--he's cheerleading.
2. Ela aka Kyoko--she's guarding the acceleration cafe stand.
3. Bagas aka Goku--he's also guarding the cafe, in the siomay part. 

Well, that's all for the post. JSYK about that. Bye~!

~Fran97~

Label: ,



Back to top
6/05/2010


well ttoday there's a BIG EVENT in Spensabaya Jun.HighSchool... and that is....

SPENSA'S STARS (Spensa Spectacular Show) OPEN AIR!
It was.....fun, amazing, and spectacular!

It began with the cut of the balloons.....and...Our class's Cak&Ning is the one who bring the scissor to the middle yard, and give it to our HeadMaster....Our Cak is : Aluh and our Ning is : Della.

After all the crowds and the baloons's flight, the Open Air started with the performance of our Drumband team. But it was a little bit terrible, because, we used to play the songs with Muslacab, and it sounds good with them, and now there's no muslacab so the team was incomplete....i'm so sorry...(i joined drumband ><)

And then the show continues. Our class was told by Ms Wiwik to perform Tanduk Majeng Dance.All of us. Yeah. Once again. ALL.
and the FANTASTIC thing is we had to wear that costum, again. now the costume is even worse. i prefer the old one.. Well it's not that i hate traditionals but...well i prefer normal clothing. I dunno wht other students are thinkin bout this.

But luckly I (Lydia A) didn't join that dance, because there were no person who keep the bazar stand. That was because Miss Wiwik told ALL of us, boys and girls, to ALL perform. So i didn't perform, to keep our products in our stand. *well even if i did that on purpose*.

Oh yeah, i forgot to mention the bazar. There are like....6 Bazaar stands from our students, and some stands from the outsiders. Our stand is the combination of 8th SBI and Acceleration class. The menu was (from them) Macaroni Scootel,Garlic Bread, Nutrisco, and Soda gembira, and our class has menu of Siomay and Fruits Pie. Our Siomay was the first one to be sold out. The fruit Pie got many left, so i went around the Open Air Arena to sell it. And because of me, IT ALL SOLD OUT! XD And one more, Our bazaar stand was the first to be all sold out, when the others still got many left. *claps*

The balet by Agra was Awesome! It was cool! Well she danced balet, amazingly, then after she finished, our modern dance performance started. The dance by Agra, Ardea, And Sesa. It was Slow hip hop, but it was COOL.

Oh, the other perform are cool too. There are Bands, Dances, and Cheerleadres's Performance. There were also ngremo, Kulintang, Karawitan, and Choir.Also Poco2 dance from our senior, and Solo Vocal. Oh, there were also Fashion Show that is designed by our students. And don't forget the Cak Ning competition. There also doorprizes to be won.

well maybe that's all from me...see ya!

~ChocoVanilla~

Label:



Back to top